Maaf sobat blogger karena saya tidak update blog ini selama beberapa hari. Saya sebenarnya tengah diselimuti kesedihan mendalam. Hari Minggu lalu tepatnya tanggal 5 September, saya kehilangan seorang kakak laki-laki. Memang ia hanya sepupu saya, tetapi yang namanya saudara tentu punya suatu ikatan yang kuat satu sama lain.
Saya sendiri adalah anak semata wayang. Sedangkan sepupu saya adalah anak pertama dari 2 bersaudara. Walaupun kami terbilang tidak terlalu dekat, ia sangat baik kepada saya. Dulu sewaktu saya masih bersekolah di SMU Sutomo-1 Medan, tugas menggunakan komputer sangat banyak sekali. Saya yang dulunya belum punya komputer sama sekali apalagi laptop, menumpang mengerjakan tugas di rumahnya. Dia selelu memperbolehkan saya menggunakan komputernya.
Pada hari Minggu yang lalu sepupu saya bersama teman-temannya berpergian ke salah satu tempat rekreasi dekat Sibolga. Tempat tersebut ada air terjun setinggi sekitar 2 meter. Persis seperti Sipiso-piso jika Anda pernah mampir ke sana, banyak bebatuan dan lain-lain. Menurut salah satu dari 9 orang teman sepupu saya yang ikut dalam rombongan, sepupu saya tidak sengaja terpeleset memanjat batu di atas air terjun sebelum terjatuh menghujam air. Daerah air tepat ia terjatuh adalah daerah yang dalam. Karena tekanan air yang keras dari atas ia kemudian terseret arus sampai beberapa kali. Teman-temannya hendak menyelamatkannya dengan tali, tetapi tali itu tidak tergapai lagi olehnya. Usaha langsung menyelamatkannya dari air juga sia-sia. Ia seakan benar-benar tidak tergapai. Hingga akhirnya mencapai daerah air yang dangkal karena seretan air tersebut. Napas buatan pun telah diberikan serta pertolongan pertama orang tenggelam dengan menekan perut dan dada supaya airnya keluar.
Anda bayangkan saja terseret di dalam air begitu lama. Saya rasa hantaman batu yang menyebabkan ia pingsan dan memar di bagian tubuhnya. Ia pun dilarikan ke rumah sakit setempat. Akan tetapi, lagi-lagi karena fasilitas rumah sakit yang kurang memadai, sepupu saya terpaksa dilarikan ke rumah sakit Gleni Medan. Di rumah sakit, sepupu saya yang berusia 23 tahun tersebut menghembuskan napas terakhirnya.
Saya bisa merasakan betapa terpukulnya adik, ayah dan ibunya menerima kenyataan ini. Sungguh tragis memang, seorang ibu yang membesarkan dan melahirkannya harus melihat anaknya meninggal. Apalagi bulan 11 nanti ia hendak diwisuda.
Karena saya ingin melihat wajah sepupu saya terakhir kalinya, kemarin saya memberanikan diri melihat jenazah sepupu saya yang masih disemayamkan. Kalau dibilang nekad sudah pasti.
Teman-temannya semasa SD, SMP, SMU, kuliah sampai kolega kerja datang untuk memberi penghormatan terakhir padanya.
Apa dikata nasi sudah menjadi bubur...
Saya doakan semoga tenang di alam sana.
Good bye brother!!! T.T
Once again good bye...
oww :( ...gw trut berduka cita sobat..smoga saudara sepupumu diterima amal kebaikannya..dihapuskan segala dosa2nya.. aamiin...
BalasHapusselamat pagi Bro,turut berduka cita.semoga amal ibadahnya di terima tuhan yang maha esa.dan semoga keluarga yang ditinggalkan di beri kekuatan.
BalasHapusAmin
@Andi Wong & soff tis: makasih sob..
BalasHapusgw turut berduka cita sob..... moga keluarganya diberi ketabahan.... :(
BalasHapusTurut berduka cita...
BalasHapusItu sudah kehendak Sang Pencipta, harus diikhlaskan...