Seorang pelajar, Bejo, ingin berguru dengan seorang yang bijaksana, sebut saja Guru. Dengan pembawaan tenang Guru ini mengajari si pelajar dasar-dasar kebijaksanaan hidup. Guru mengatakan kepadanya bahwa kebijaksaan hidup hanya bias dipelajari dengan satu cara yakni praktek langsung. Lantas dengan antusiasnya Bejo ingin segera praktek langsung..(bener2 gak bias tahan ya ni anak!).
Pada malam nan dingin itu, Guru menggosok kayu dengan bantuan batu untuk membuat api unggun. Api itu pun ditiup-tiup olehnya.
Bejo: Guru, mengapa api itu ditiup?
Guru: Agar apinya lebih panas dan lebih besar.
Setelah apinya panas dan besar, Guru kemudian memasak Sop. Beberapa lama kemudian sop pun telah siap dihidangkan. Guru dengan keadilan dan kebijaksanaannya membagi sop dalam 2 mangkok, masing-masing dapat porsinya. Guru pun mengambil mangkok sopnya sembari meniupi mangkok itu.
Bejo: Guru, mengapa sop itu juga ditiup?
Guru: Agar lebih dingin dan enak dimakan donk! Gimana sih loe??!!
Bejo: Ehem-ehem..maaf guru..
Guru: Ada apa? Kamu kan belum selesai makan.
Bejo: Saya rasa saya tidak jadi belajar dari Anda. Engkau sendiri saja gak konsisten dengan kebijaksanaan sendiri, gimana mao ngajarin orang.
Sebelum Bejo beranjak..ia sempat menyampaikan kata-kata..
“Guru, saya dirumah tuh pake komppor gas, jadi gak perlu susah-susah bikin api pake ditiup segala. Terus kalo masalah makanan mau itu panas, dingin atau panas+dingin sekalipun, langsung saya libas semua tanpa pandang bulu tiup..”
0 comments:
Posting Komentar